Semua yang Allah ciptakan pada diri manusia tentu memiliki fungsi dan manfaat yang nyata.Sebagian orang tua muslim menyadari bahwa pendidikan aqidah sangat penting untuk diajarkan sejak dini untuk putra-putri mereka.Saya sendiri awalnya bingung bagaimana memulai mengajarkan aqidah ini terutama untuk anak yang masih usia batita atau balita.Alhamdulillaah, bersyukur saya mendapat buku acuan pendidikan aqidah yang sesuai sunnah untuk usia TK.
Karena anak saya waktu itu belum bisa membaca, maka saya terlebih dulu membaca seluruh isi buku tersebut dan menceritakan ulang kepada anak sulung saya dengan bahasa yang lebih sederhana. Konsep paling awal yang diajarkan adalah tentang rububiyah, yakni tentang Allah sebagai pencipta jagad raya dan seluruh isinya. Allah yang menciptakan segala yang ada di langit seperti bintang, bulan, matahari, awan, dan mengatur pergerakan benda-benda langit sehingga manusia, hewan, dan tumbuhan di bumi bisa merasakan manfaatnya. Begitupun segala yang ada di bumi, seperti laut, gunung, pepohonan, aneka satwa, udara, tanah, api, semuanya merupakan ciptaan Allah semata. ![]() Nyatanya dalam mengajarkan apapun membutuhkan pengulangan secara terus-menerus sehingga cepat atau lambat anak bisa memahaminya. Kadang menjelaskan tentang hal ini bisa juga melalui tanya-jawab bersama anak. ![]() Untuk menjawabnya pun kita bisa sambil memberikan pendidikan. Seperti saat anak sulung saya, M, berkata: Ummi, rambutku lurus nggak, Mi Aku pengen rambut lurus kayak temanku. Rupanya dia merasa kurang sreg dengan rambutnya yang bergelombang. Mendengar pertanyaan polos ini, saya pun merasa perlu menjelaskan sekaligus menyisipkan pendidikan soal aqidah. Saya sampaikan bahwa Allah azza wa jalla yang menciptakan kita dengan kondisi yang berbeda-beda. Semua itu atas kehendak Allah saja, dan kita sebagai makhluk-Nya tidak bisa memilih. Seperti apa pun kondisi fisik kita, itulah yang terbaik, sehingga kita harus bersyukur. Penjelasan seperti ini sering sekali saya lakukan setiap kali anak bertanya tentang dirinya. Meski awalnya belum terlalu paham, seiring berjalannya waktu akhirnya ia pun bisa memahaminya, biidznillah. Walhamdulillah. Contoh lain yang bisa dilakukan untuk mengenalkan anak tentang Allah sebagai sang Pencipta adalah: Mengajak anak untuk mengamati sekitarnya. Melihat matahari dan bulan yang bergantian muncul di siang dan malam hari. Bahwa manusia memiliki dua mata untuk melihat, satu hidung, dua telinga untuk mendengar, kaki untuk berjalan, dll.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |